SELAMAT DATANG 歡迎

Assalamualaikum ... Welcome to my blog ... Do not forget to give any comments. Always Good Morning

Friday 15 April 2011

My SIM Story Part 2

PELANTIKAN PENGURUS

Sabtu, tanggal berapa lupa. Hari itu hari pelantikan pengurus baru periode baru, periode 2011. Seperti biasa selalu tidak sarapan pagi, membuka lagi sms dari mas Kunto tentang pelantikan di fakultas teknik, letaknya di belakang gedung yang ada RSUnya. Teknik, kenapa selalu di fakultas teknik? Itu kata-kata yang sering muncul di benakku. Apa istimewanya, apa kelebihannya, kenapa selalu teknik?. Memakai batik dan tak lupa menggembol jaket almamater biru UNS di tas “eiger”ku, aku berjalan berputar mencari gedung yang dimaksud. Sekitar 10 menit jalan muter-muter, dengan maksud ingin telepon mas Kunto,susah payah akhirnya aku sampai dan tanpa sengaja ketemu mas Kunto. Berjabat tangan dengan mas Kunto dan kebetulan ada pak Berry juga. Mas Berry, presiden BEM UNS, angkatan 2006, fakultas FKIP. Tapi waktu itu menurutku pak Berry agak kurang respect saja, apa cuma perasaanku, karena diam saja melihatku, padahal sudah coba kusapa. Saya tidak terlalu paham pemikiran beliau.
Masuk gedung yang menurutku agak tua itu. Naik ke atas, dan di depan tangga menyambutku (bukan menyambut, tapi orang yang lagi di situ) ada Woro, Pandu, mas Hasan, mba Fitri. Aku berjalan naik ke atas bareng mas Kunto. Dia yang pertama mengenalkanku dengan Pandu. “Tri Hariyana, ini Pandu”,gayanya mengenalkanku dengan Pandu. Pandu kemudian mengulurkan tangan dan berjabat tangan denganku. “Pandu”, tukasnya. “Silakan Tri masuk saja”,kata mas Kunto. Aku mau ngajak Pandu masuk, eh malah kayaknya Pandu lagi sibuk banget ke sana kemari kayak nyamuk terbang. Seolah merasa gagal mengajak Pandu,aku pasrah saja meneruskan perjalananku sendirian.
Aku kemudian masuk ruangan pelan-pelan dari sebelah belakang dan melihat sepintas orang-orang dalam ruangan. “Matador! Gak ada yang kenal!”, batinku. Asal cari tempat duduk yang masih kosong, aku duduk. Tapi ternyata di sebelah kiriku ada Krisnawan, si bersahaja ketua LSP FKIP 2011 yang menggantikan kepemimpinannya Heru. Dia menyunggingkan senyumnya dengan khas dan berjabat tangan denganku. Kita ngobrol apa entah aku tidak terlalu ingat. Yang jelas, kita cukup comfort dengan perbincangan kita sampai akhirnya 2 orang dari FE datang, yaitu Lestyo (manajemen angkatan 2007, ketua KEI FE UNS) dan Rachman (vice presiden KEI FE UNS, EP angkatan 2008). Mereka berdua datang karena menghadiri undangan pelantikan SIM mewakili KEI.
Seperti biasa, Rachman dan Lestyo selalu sukanya memuji-muji dan berlebih-lebihan dalam menilai orang lain. “Tri, posisimu di sini jadi apa?”,Tanya dia. Aku jawab aja,”staff”. Hehe. Dia menjawab lagi,”ah, merendah”. “Tenan og”, jawabku dengan main-main dan bercanda begitu.. Tak lama kemudian ada yang membagi snack. Isinya risoles, kue dan air mineral. Tiga menit kemudian, amblas blas makanan itu di mulutku dan ditelan ke perut. Acara pun akan segera dimulai. Yang pertama adalah sambutan dari direktur yang lama, kemudian sambutan dari presiden BEM UNS. Kemudian baru disusul pelantikan. Sebelumnya ada pembacaan dulu tentang struktur organisasi yang baru. Waktu dibacakan bahwa aku sekjend, kedua orang FE itu semakin menyundulku ke awang-awang semu. Huf
 Saat pelantikan, semua pengurus diharapkan untuk maju dan mengenakan jas almamater. Krisnawan waktu ku ajak pelantikan, dia ga mau maju. Seolah dia cuma tamu undangan dan bukan pengurus. Ya sudah, jas almamater kukeluarkan dari tas dan akhirnya kupakai lalu maju ke mimbar. Di sana, sudah banyak berkumpul para pengurus SIM. Waktu itu tidak semuanya bisa hadir. Kalau ku estimasi paling hanya 40% dari total pengurus yang hadir.
Hal yang paling mengerikan adalah saat menirukan sumpah yang dibacakan. Huft, menyedihkan. Rasanya aku memikul lagi satu gunung di pundakku. Waktu itu memang lagi banyak-banyaknya dan bertubi-tubi dikasih “gunung” amanah yang harus dipikul. Kalau waktu itu tidak ada orang banyak, pastilah bakal menangis. Berhubung banyak orang, jadinya malu mau nangis. Padahal sih memang gag mau menangis, cuma terharu saja. Sumpah selesai dibacakan. Dari PHT lama memberikan kenang-kenangan kepada PHT baru dan pengurus baru berupa kado yang dibungkus dengan kardus dan kotak. Pak direktur baru yang mewakili kita menerima itu. Sekali lagi, saat itu sama sekali belum menghafalkan muka pak Direktur yang baru. Lalu, kado itu akhirnya aku yang buka. Eh, ternyata jam dinding bertuliskan simbol SIM. Kardus pembungkusnya masih kupegang.  Kita kembali lagi duduk.
Kali ini adalah diskusi untuk pertama kali dengan masing-masing bidang. Di SIM sih istilahnya divisi. Jadi, setiap divisi dikumpulkan dan mengadakan semacam perkenalan dan sesi pengakraban. Sekjend mendapatkan tempat pojok depan kiri. Mas Kunto yang ngarah-ngarahin tempatnya. Apalagi pada akhirnya aku duduk paling depan. Posisi kursi sangat tidak nyaman untuk melakukan sebuah pengakraban karena bertingkat-tingkat. Dalam posisi seperti itu, aku menawarkan solusi memutar kursi biar jadi posisi melingkar. Ada Pandu, Fairuz, Fitri Komala, Retnia, Zakaria. Sudah kayaknya. “Mereka semua kok diam-diam banget ya?”, batinku.
Acara pengakraban dimulai ketika aku pertama kali mengenalkan diri. Pandu dan Fairuz kunobatkan menjadi Ibu Fairuz dan Bapak Pandu. Zakaria kalem banget cuma senyum-senyum. Kalo aku dinobatkan menjadi kakeknya. Fikom masih ingat banget dan selalu memanggilku kakek. Kemudian Pandu mengenalkan diri, disusul Fairuz, disusul Retnia, Fikom, Zakaria. Sesi ngobrol semakin asyik. Namun, waktu sudah menunjukkan hampir dzuhur. Acara pelantikan dan sesi pengakrabanpun selesailaih sudah. Acara akhirnya ditutup dan pasca itu aku beres-beres ruangan. Sampah bertebaran di seantero ruangan, terutama plastik dan gelas air mineral.
Sampah sudah berhasil dikumpulkan. Sekarang tinggal memberesi laptop, LCD dan sebagainya. Aku dan mas Kunto lah yang terakhir kali keluar ruangan. Bosan juga kondisi waktu itu karena tidak ada teman sedangkan orang-orang sudah pada pulang, apalagi direktur yang baru sudah ngacir duluan (sekarang baru sadar sifatnya yang satu itu). Terakhir tinggal ada Woro, mba Aptika, mba Fitri, mas Kunto dan mas Hasan, aku tentunya. Posisiku masih serba tak enak. Orang baru di SIM, tak ada teman solat. Kuajaklah mereka berdua, mas Hasan dan Kunto untuk solat. Alhasil, mereka mau diajak solat bareng di NH. Cihuiii…

2 comments: